Halaman

Kamis, 03 Januari 2013

Pengembangan Pantai Tanah Kuning Gagal, Wisata Budaya Masih Primadona Turis

Salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Bulungan adalah obyek wisata. Baik obyek wisata alam, peninggalan bersejarah, maupun wisata budaya. Oleh karena itu, Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Kanbudpar) Bulungan giat mengembangkan potensi obyek wisata yang dimiliki Bulungan itu. Apa saja yang telah dilakukan Kanbudpar Bulungan?, berikut liputannya.

SOPIAN HADI

Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 lalu, Kanbudpar Bulungan masih fokus untuk mengembangkan tiga obyek wisata yang ada di Bulungan, yakni Gunung Putih dan Museum Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas serta Pantai Tanah Kuning di Tanjung Palas Timur. Berbagai pembenahan telah dilakukan kantor yang dikepalai Datu Jamlus itu. Meski tidak dipungkiri masih ada yang gagal dilaksanakan di 2012 lalu, diantaranya pengembangan pantai Tanah Kuning. Rencananya di pantai ujung Timur Bulungan ini akan dibangun gazebo, termasuk di Mangkupadi. Namun, di lapangan rencana ini gagal dilaksanakan karena bermasalah dengan status lahan. Namun, bukan berarti progam itu di lepaskan begitu saja. Tapi akan tetap dilanjutkan di 2013 ini, dengan mengupayakan masalah lahan dengan warga tersebut dapat diselesaikan dengan baik, ditambah dengan kegiatan bersih-bersih pantai agar membuat pengunjung menjadi betah. Sementara untuk obyek wisata lainnya, bisa terlaksana dengan baik seperti obyek wisata Gunung Putih yang telah direnovasi dan pengadaan arena bermain untuk anak-anak. Begitu juga dengan museum Kesulatan Bulungan telah direnovasi, terutama pada sarana pagar.

“Tiga lokasi ini menjadi fokus pengembangan obyek wisata di Bulungan karena ketiganya memang sudah menjadi wisata ungulan yang memiliki potensi menjadi obyek wisata yang bisa diandalkan di Bulungan, baik untuk wisata lokal maupun asing,” ungkap Datu, ketika ditemui di bandara Tanjung Harapan, Bulungan, di sela mempersiapkan prosesi adat penyambutan tamu kehormatan kemarin (2/1).

Oleh sebab itu, di 2013 ini Kanbudpar masih konsentrasi untuk pengembangan ketiga obyek wisata tersebut. Terutama untuk pembangunan fisiknya, agar kedepannya masyarakat yang mengunjungi obyek-obyek wisata itu bisa merasa nyaman sehingga ketiga obyek wisata itu sering dikunjungi.

Selain itu, Kanbudpar juga merenovasi makam-makam bersejarah di Bulungan. Namun, yang tak kalah pentingnya adalah potensi wisata budaya yang dimiliki Bulungan. Diketahui bersama, Bulungan dihuni tiga suku asli, diantaranya Dayak yang terdiri dari beberapa sub suku yang memiliki aneka ragam seni dan budaya yang bisa menjadi daya tarik wisata asing. Hal ini telah terbukti selama ini, wisata asing yang berasal dari beberapa benua, baik Eropa, Asia maupun Amerika masuk ke Bulungan sekira 500 orang dengan mengicar wisata asli Budaya Suku Dayak yang tinggal di pedalaman. Sementara untuk tahun ini juga ditargetkan sekira 500 wisata asing ke Bulungan, karena dari konfirmasi awal Januari ini akan masuk 100 lebih wisatawan asing. “Kebanyakan wisata asing yang datang ke Bulungan ini melihat wisata budaya. Dan mereka maunya yang asli-asli, tak mau yang ditambah-tambah. Seperti tahun-tahun lalu, wisatawan asing banyak yang ingin melihat suku Dayak yang berkuping panjang. Untuk itu, dalam waktu dekat saya akan mempersiapkan daerah yang akan menjadi kunjungi para wisatawan ini sesuai dengan keinginan mereka, dan yang tak ketinggalan kami juga akan bawa mereka ke museum Kesulatan Bulungan, karena asal muasal Bulungan itu dari sana,” sebutnya.

Untuk diketahui, dalam pengembangan obyek wisata Bulungan ini. Kantordisbupar menghabiskan dana belanja langsung sekira Rp8,5 miliar, di samping kegiatan-kegiatan lainnya salah satunya pesta Birau 2012 lalu yang menghabiskan anggaran sekira Rp3,2 miliar. (bersambung/ash)

0 komentar:

Posting Komentar