DINAS PARIWISATA KOTA BULUNGAN

by Administrator - http://pariwisatabulungan.blogspot.com

DINAS PARIWISATA BULUNGAN

by Administrator - http://pariwisatabulungan.blogspot.com

DINAS PARIWISATA BULUNGAN

by Administrator - http://pariwisatabulungan.blogspot.com

DINAS PARIWISATA BULUNGAN

by Administrator - http://pariwisatabulungan.blogspot.com

DINAS PARIWISATA BULUNGAN

by Administrator - http://pariwisatabulungan.blogspot.com

DINAS PARIWISATA BULUNGAN

by Administrator - http://pariwisatabulungan.blogspot.com

Halaman

Selasa, 22 Januari 2013

Kunjungan

Kunjungan kerja (kunker) Bupati Bulungan H. Budiman Arifin dan Wakil Bupati, Liet Ingai di Kecamatan Peso dan Peso Hilir ditutup dengan mengunjungi dua desa di Hulu Kecamatan Peso, yakni Desa Long Pelban dan Long Lejuh.

SYAIFUDIN IBNU KABUL

Usai melakukan perjalanan menerjang ganasnya giram di hulu sungai Kayan saat menempuh perjalanan ke Naha Gamang, rombongan kunker Bupati dan Wakil Bupati singgah sejenak di Andras Long Pin untuk menjemput sebagian rombongan dan segera menuju ke arah ibu kota Kecamatan Peso, yakni Long Bia. Kegiatan tidak kalah pentingnya yakni saat singgah juga dimanfaatkan untuk mengisi tenaga (makan siang) setelah sebelumnya energi nyaris terkuras habis lantaran menghadapi horornya giram dan membuat perut seperti melilit kelaparan.

Di Long Ping, waktu sudah masuk saat menunaikan salat dzuhur, dari itu sebagian rombongan yang beragama Islam juga langsung mengambil air wudhu dan segera menunaikan salah dzuhur. Tak ingin membuang banyak waktu, setelah dinilai cukup, rombongan pun langsung melakukan perjalan milir ke arah ibu Kota Kecamatan Peso, Long Bia, sebab di tengah perjalanan nanti rombongan harus singgah di dua desa paling ujung Hulu Sungai Kayan yakni Desa Long Pelban dan Long Lejuh guna menyerap aspirasi warga.

Desa yang pertama kali dikunjungi yakni Desa Long Pelban. Seperti kunjungan pejabat pada umumnya, rombongan pasangan pucuk pemerintahan Kabupaten Bulungan juga disambut hampir seluruh masyarakat desa itu. Setelah beramah-tamah dengan warga, acara seremonial pun digelar di Balai Pertemuan Umum (BPU) Desa Long Pelban. Nah, pada kesempatan itulah warga melalui salah satu tokoh di desa itu menyampaikan aspirasi. Salah satu aspirasi yang disampaikan warga yakni meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan untuk memikirkan sarana telekomunikasi di desa itu. Bagi warga, sarana telekomunikasi ( jaringan telepon seluler) sangatlah penting dan hampir menjadi kebutuhan dasar warga.

Desa kedua yang dikunjungi rombongan Bupati dan Wakil saat kunker di Kecamatan Peso, yakni Desa Long Lejuh. Di desa itu, aspirasi untuk jaringan telekomunikasi bagi warga juga menjadi salah satu aspirasi yang disampaikan warga. Bupati Bulungan Budiman Arifin, yang didapuk untuk memberi kata sambutan dan menanggapi aspirasi warga itu menjawab bahwa urusan telekomunikasi bukanlah wewenang Pemkab Bulungan. “Ini yang agak susah, masalah jaringan (telekomunikasi) bukan kewenangan kita (Pemkab Bulungan), tapi kewenangan pusat,” kata Bupati. Meski demikian, pada kesempatan itu Bupati menyebutkan bahwa pihaknya juga sudah melakukan usulan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Tahun lalu (2012) kita usulkan 10 tower, tapi masih terealisasi tiga,” sambungnya.

Sementara itu, usai mengunjungi dua desa tadi, rombongan pun langsung melanjutkan perjalan ke Long Bia dengan menggunakan longboat. Di Long Bia, rombongan langsung berganti dengan speedboat milik Pemkab Bulungan serta langsung milir ke Kota Tanjung Selor untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.

Kamis, 03 Januari 2013

Pengembangan Pantai Tanah Kuning Gagal, Wisata Budaya Masih Primadona Turis

Salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Bulungan adalah obyek wisata. Baik obyek wisata alam, peninggalan bersejarah, maupun wisata budaya. Oleh karena itu, Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Kanbudpar) Bulungan giat mengembangkan potensi obyek wisata yang dimiliki Bulungan itu. Apa saja yang telah dilakukan Kanbudpar Bulungan?, berikut liputannya.

SOPIAN HADI

Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 lalu, Kanbudpar Bulungan masih fokus untuk mengembangkan tiga obyek wisata yang ada di Bulungan, yakni Gunung Putih dan Museum Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas serta Pantai Tanah Kuning di Tanjung Palas Timur. Berbagai pembenahan telah dilakukan kantor yang dikepalai Datu Jamlus itu. Meski tidak dipungkiri masih ada yang gagal dilaksanakan di 2012 lalu, diantaranya pengembangan pantai Tanah Kuning. Rencananya di pantai ujung Timur Bulungan ini akan dibangun gazebo, termasuk di Mangkupadi. Namun, di lapangan rencana ini gagal dilaksanakan karena bermasalah dengan status lahan. Namun, bukan berarti progam itu di lepaskan begitu saja. Tapi akan tetap dilanjutkan di 2013 ini, dengan mengupayakan masalah lahan dengan warga tersebut dapat diselesaikan dengan baik, ditambah dengan kegiatan bersih-bersih pantai agar membuat pengunjung menjadi betah. Sementara untuk obyek wisata lainnya, bisa terlaksana dengan baik seperti obyek wisata Gunung Putih yang telah direnovasi dan pengadaan arena bermain untuk anak-anak. Begitu juga dengan museum Kesulatan Bulungan telah direnovasi, terutama pada sarana pagar.

“Tiga lokasi ini menjadi fokus pengembangan obyek wisata di Bulungan karena ketiganya memang sudah menjadi wisata ungulan yang memiliki potensi menjadi obyek wisata yang bisa diandalkan di Bulungan, baik untuk wisata lokal maupun asing,” ungkap Datu, ketika ditemui di bandara Tanjung Harapan, Bulungan, di sela mempersiapkan prosesi adat penyambutan tamu kehormatan kemarin (2/1).

Oleh sebab itu, di 2013 ini Kanbudpar masih konsentrasi untuk pengembangan ketiga obyek wisata tersebut. Terutama untuk pembangunan fisiknya, agar kedepannya masyarakat yang mengunjungi obyek-obyek wisata itu bisa merasa nyaman sehingga ketiga obyek wisata itu sering dikunjungi.

Selain itu, Kanbudpar juga merenovasi makam-makam bersejarah di Bulungan. Namun, yang tak kalah pentingnya adalah potensi wisata budaya yang dimiliki Bulungan. Diketahui bersama, Bulungan dihuni tiga suku asli, diantaranya Dayak yang terdiri dari beberapa sub suku yang memiliki aneka ragam seni dan budaya yang bisa menjadi daya tarik wisata asing. Hal ini telah terbukti selama ini, wisata asing yang berasal dari beberapa benua, baik Eropa, Asia maupun Amerika masuk ke Bulungan sekira 500 orang dengan mengicar wisata asli Budaya Suku Dayak yang tinggal di pedalaman. Sementara untuk tahun ini juga ditargetkan sekira 500 wisata asing ke Bulungan, karena dari konfirmasi awal Januari ini akan masuk 100 lebih wisatawan asing. “Kebanyakan wisata asing yang datang ke Bulungan ini melihat wisata budaya. Dan mereka maunya yang asli-asli, tak mau yang ditambah-tambah. Seperti tahun-tahun lalu, wisatawan asing banyak yang ingin melihat suku Dayak yang berkuping panjang. Untuk itu, dalam waktu dekat saya akan mempersiapkan daerah yang akan menjadi kunjungi para wisatawan ini sesuai dengan keinginan mereka, dan yang tak ketinggalan kami juga akan bawa mereka ke museum Kesulatan Bulungan, karena asal muasal Bulungan itu dari sana,” sebutnya.

Untuk diketahui, dalam pengembangan obyek wisata Bulungan ini. Kantordisbupar menghabiskan dana belanja langsung sekira Rp8,5 miliar, di samping kegiatan-kegiatan lainnya salah satunya pesta Birau 2012 lalu yang menghabiskan anggaran sekira Rp3,2 miliar. (bersambung/ash)

Kamis, 09 Agustus 2012

Komisi II Desak Pemkab Menata Seluruh Obyek Wisata

BULUNGANKetua Komisi II DPRD Kabupaten Bulungan H Ainun Faridah mengimbau Pemkab me-lalui Dinas Pariwisata dan Budaya untuk segera membenahi dan menata seluruh objek wisata alam, diantaranya objek wisata alam Gunung Putih dan wisata budaya duplikat Keraton Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas.

“Kalau saja obyek wisata alam Gunung Putih ditata sedemikian rupa, bukan tidak mungkin akan menjadi kunjungan alternatif masyarakat, terutama sekali untuk  mengisi liburan akhir pekan mereka dan keluarganya, “ terangnya.

Memang tambahnya, sejak beberapa tahun terakhir Dinas Pariwisata dan Budaya sudah menata beberapa tempat strategis di sekitar goa alam Gunung Putih, membangun tangga yang representatif menuju punggung pegunungan dan membangun sarana ibadah dan gazebo tempat pengunjug beristirahat apabila lelah menaiki puncak pegunungan kapur tersebut.

Namun pembangunan lain se-perti pagar yang mengitari wilayah pegunungan juga mendesak diadakan, agar kawasan obyek wisata ala ini benar-benar aman dari tangan jahil manusia yang akan merusak keindahan alam disana.

“Untuk memudahkan akses ke Gunung Putih seyogyanya pemerintah sudah harus segera memperbaiki ruas jalan menuju kesana, supaya kenyamanan dan keamanan para pengunjung objek wisata alam ini dapat terjamin dengan baik, “ ujar Ainun.

Demikian pula pada lokasi obyek wisata duplikat Keraton Kesultanan Bulungan juga sangat mendesak untuk ditata serapi mungkin, baik penataan pada bangunan maupun pada halaman sekitar duplikat keraton, termasuk pembinaan di bidang seni dan budaya mendesak untuk diperhatikan, agar kesenian khas kerabat keraton ini bisa lestari sepanjang masa, guna diwariskan kepada generasi muda di masa yang akan datang.“Kita sangat mendambakan duplikat keraton Kesultanan Bulungan dapat dibangun kembali seperti aslinya sebelum dihancurkan pada tahun 1965 silam, “ kata Ainun Faridah.

Sementara itu Datu Jamlus Kepala Dinas Pariwisata Dan Budaya Kabupaten Bulungan mengakui, bahwa pihaknya sejak tahun anggaran 2009 yang lalu sudah berupaya maksimal menata objek wisata alam Gunung Putih tersebut, seperti membangun tangga menuju punggung gunung, membangun jalan masuk menuju goa walet dan menyiapkan mesin generator khusus menerangi gua-gua alam yang memang terdapat disana.“Keinginan kita sangat besar, tidak hanya semata untuk menata obyek wisata alam Gunung Putih, melainkan semua objek wisata yang ada di Kabupaten Bulungan  sangat ingin kita benahi. Hanya saja karena keterbatasan anggaran terpaksa kita laksanakan secara bertahap sesuai kemam-puan anggaran yang ada pada pemerintah, “ tukas Jamlus.

Kepala Dinas Pariwisata juga menyinggung rencana pemerintah untuk berupaya membangun kem-bali duplikat keraton kesultanan, de-ngan terlebih dahulu membebaskan lahannya. “Kita berharap rencana pembangunan duplikat keraton ini nantinya bisa berjalan mulus.

Sektor Pariwisata Perlu Pembenahan 2

TIDENG PALE Bila mau jeli, banyak potensi yang dapat dikem-bangkan oleh Pemerintah Kabupa-ten Tana Tidung terkait potensi wisata yang dimiliki kabupaten ter-muda di Kaltim ini. Bila Pemkab melalui dinas terkait mau meng-optimalkan potensi wisata serta mau menggali potensi wisata yang ada, maka secara tidak langsung akan memberikan penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti yang diharapkan. Saat ini di Tana Tidung ada beberapa potensi wisata yang dapat digali namun justru terlupakan. Demikian diungkapkan Anggota DPRD Tana Tidung, Abdul Murat Har. Ia mengatakan bahwa Tana Tidung sendiri memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah bila dikelola dengan baik.


Ia mencontohkan, Tana Tidung saat ini memiliki potensi wisata yang tidak dikelola dengan baik oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti Dinas Pariwisata yang bila dikelola dengan baik maka akan menambah PAD ke depannya.


“Sering sekali terlupakan potensi daerah yang belum maksimal digarap oleh SKPD terkait dalam memprogramkan secara matang potensi alam berupa wisata alam terbuka maupun wisata bahari yang kita miliki,” ungkapnya.


Wisata alam yang berpotensi menambah PAD seperti air terjun yang berada di Gunung Rian, Desa Rian Kecamatan Sesayap, sering dikunjungi oleh oleh wisatawan lokal maupun dari luar daerah untuk menikmati keindahan alam yang menawarkan keasrian alam yang luar biasa. Dengan jarak sekitar 30 kilometer dari bukota kabupaten, wisata alam ini hingga kini sama sekali belum dikelola oleh SKPD terkait.


Dengan pengelolaan yang baik maka tidak menunggu waktu yang terlalu lama akan menyumbang pemasukan yang besar bagi daerah. Saat ini air terjun tersebut bebas dikunjungi oleh masyarakat tanpa adanya perawatan serta pengelolaan dari Pemkab.


Sementara bila Dinas Pariwisata membuat jalur untuk akses ke air terjun tersebut, juga dengan membangun lapangan parkir serta beberapa hal yang perlu dibenahi, air terjun tersebut bisa dijadikan tempat wisata alam bukan hanya menambah PAD, tapi juga bahkan jadi wisata kelas dunia.


Namun dikatakannya hal tersebut dapat terwujud bila Dinas Pariwisata dapat melihat potensi wisata dengan baik dan mengelolanya secara proposional dengan khasanah seni budaya yang ada di Tana Tidung ini.

Sektor Pariwisata Perlu Pembenahan

BULUNGAN Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bulungan H Ainun Faridah mengimbau Pemkab melalui Dinas Pariwisata dan Budaya untuk segera membenahi dan menata seluruh objek wisata alam. Diantaranya objek wisata alam Gunung Putih dan wisata Budaya duplikat Keraton Kesul-tanan Bulungan di Tanjung Palas.

“Kalau saja objek wisata alam Gunung Putih ditata sedemikian rupa, bukan tidak mungkin akan menjadi kunjungan alternatif masyarakat, terutama sekali untuk  mengisi liburan akhir pekan mereka dan keluarganya, “ terang Hj  AInun Faridah Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bulungan diruang kerjanya siang kemarin.
Memang tambahnya, sejak beberapa tahun terakhir Dinas Pariwisata dan Budaya sudah menata beberapa tempat strategis di sekitar goa alam Gunung Putih. Membangun tangga yang repsentatif menuju punggung pegunungan dan membangun sarana ibadah dan gazebo tempat pengunjug beristirahat apabila lelah menaiki puncak pegunungan kapur tersebut.


Namun pembangunan lain seperti pagar yang mengitari wilayah pegunungan juga mendesak diadakan. Agar kawasan objek wisata ala ini benar-benar aman dari tangan jahil manusia yang akan merusak keindahan alam disana.


“Untuk memudahkan akses ke Gunung Putih seyogyanya pemerintah sudah harus segera memperbaiki ruas jalan menuju kesana. Supaya kenyamanan dan keamanan para pengunjung objek wisata alam ini dapat terjamin dengan baik, “ ujar AInun.


Demikian pula pada lokasi objek wisata duplikat Keraton Kesultanan Bulungan juga sangat mendesak untuk ditata serapi mungkin, baik penataan pada bangunan maupun pada halaman sekitar duplikat keraton, termasuk pembinaan di bidang seni dan budaya mendesak untuk diperhatikan, agar kesenian khas kerabat keraton ini bisa lestari sepanjang masa, guna diwariskan kepada generasi muda dimasa yang akan datang.
“Kita sangat mendambakan duplikat Keraton Kesultanan Bulungan dapat dibangun kembali seperti aslinya sebelum dihancur-kan puluhan tahun lalu, “ kata Ainun Faridah.


Sementara itu Datu Jamlus Kepala Dinas Pariwisata Dan Budaya Kabupaten Bulungan mengakui, bahwa pihaknya sejak tahun anggaran 2009 yang lalu sudah berupaya maksimal menata obyek wisata alam Gunung Putih tersebut, seperti membangun tangga menuju punggung gunung, membangun jalan masuk menuju gua walet dan menyiapkan mesin generator khusus menerangi gua-gua alam yang memang terdapat disana.
“Keinginan kita sangat besar, tidak hanya semata untuk menata obyek wisata alam Gunung Putih, melainkan semua obyek wisata yang ada di Kabupaten Bulungan  sangat ingin kita benahi. Hanya saja karena keterbatasan anggaran terpaksa kita laksanakan secara bertahap sesuai kemampuan ang-garan yang ada pada pemerintah, “ tukas Jamlus.


Kepala DInas Pariwisata juga menyinggung rencana pemerintah untuk berupaya membangun kembali duplikat Keraton Kesulta-nan, dengan terlebih dahulu mem-bebaskan lahannya. “Kita berharap rencana pembangunan duplikat keraton ini nantinya bisa berjalan mulus.

Bupati Bulungan Dapat Penghargaan Daerah Berprestasi dari Gubernur Kaltim

Bupati Bulungan Drs H Budiman Arifin Msi menerima langsung sejumlah penghargaan dari Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat malam penganugerahan Kaltim Award di Ballroom Senyiur Hotel Samarinda, Minggu (08/01/12).
Rasa bahagia dan gembira terpancar dari wajah Bupati Bulungan saat menerima penghargaan yang diberikan langsung oleh Gubernur Kaltim. Penghargaan tersebut diberikan kepada Bupati Bulungan karena Bulungan mendapatkan banyak prestasi di berbagai bidang, diantaranya Bulungan berprestasi dibidang pendidikan aparatur, peningkatan pertanian tanaman pangan, peternakan, daerah dengan kasus narkoba terendah, tim penggerak PKK terbaik kedua tingkat kabupaten dan prestasi dibidang administrasi kependudukan.

Selain itu, Bulungan juga masih mendapatkan banyak penghargaan lainnya seperti pada tingkat kelurahan dimana kelurahan tanjung selor timur mendapatkan penghargaan harapan ke-empat kelurahan terbaik, puskesmas terbaik tingkat kabupaten dan lain sebagainya.


Pada kesempatan itu juga, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menyampaikan sambutannya di hadapan para Bupati/Walikota se Kalimantan Timur. Dalam sambutannya Awang mengatakan bahwa Kaltim award merupakan suatu ajang untuk memacu semangat dan pengabdian kita semua dalam melaksanakan pembangunan yang gencar dilaksanakan selama tiga tahun ini, tuturnya.

"Selama pelaksanaan pembangunan tiga tahun ini sudah banyak karya dan prestasi, khususnya bagi pemerintah kabupaten dan kota di kalimantan timur, Seperti yang kita lihat dan ketahui bersama bahwa iklim investasi sudah sangat baik ini semua juga karena adanya dukungan dari DPRD baik di kabupaten maupun provinsi, tepuk tangan untuk DPR, sahut awang"

Ditambahkan Awang, bahwa Kaltim telah berhasil mengimplementasikan visinya sebagai daerah Agroindustri dan Agrobisnis serta daerah sumber energi secara keseluruhan. Kaltim menjadi salah satu daerah yang masuk dalam koridor pembangunan ekonomi indonesia dimana Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Kalbar dijadikan sebagai koridor lumbung energi, jelasnya.

Untuk diketahui bahwa Bupati Bulungan juga menerima Panji Pramuka sebagai bentuk penghargaan kepada Bulungan sebagai daerah yang berprestasi dalam melaksanakan program dan kegiatan kepramukaan, Panji tersebut diserahkan pada saat upacara peringatan HUT Kaltim Ke-55 di Lapangan GOR Sempaja Samarinda senin paginya.

Bulungan dan Merauke Jadi Teladan

Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Merauke menjadi teladan atau contoh dalam program cetak sawah atau pembukaan sawah baru oleh Kementerian Pertanian.  Bupati Bulungan bersama Bupati Merauke diwakili Wakil Bupati juga secara khusus diundang menjadi pembicara, dalam rapat koordinasi perluasan areal tanaman pangan, di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian, Jakarta pada Senin (12/12).

Kehadiran Bupati Bulungan dan Bupati Merauke selaku pembicara, tak lepas dari keberhasilan melaksanakan pembukaan sawah baru dalam program Food Estate sepanjang tahun 2011 serta 2010. Data Dirjen PSP Kementerian Pertanian menunjukkan, dari target 100 hektare lahan cetak sawah di tahun 2010, Kabupaten Bulungan berhasil merealisasikan 100 persen. Bahkan di tahun 2011, dari target 1.000 hektare, Bulungan menurut data Dirjen PSP berhasil merealisasikan 1.005 hektare. Dan di tahun 2012, Kementerian Pertanian kembali menargetkan cetak sawah baru bagi Bulungan seluas 1.000 hektare. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Merauke di Papua, yang sepanjang tahun 2011 berhasil merealisasikan 100 persen atau 1.000 hektare. Merauke mendapat jatah cetak sawah baru 2.000 hektare tahun depan karena wilayahnya yang masih luas. 

Selaku pembicara, Bupati Bulungan diminta memaparkan pengalaman Kabupaten Bulungan, dalam pelaksanaan  perluasan sawah skala luas. Seperti diketahui, perluasan sawah skala luas di Bulungan merupakan bagian dari program Food Estate, di mana Kabupaten Bulungan juga tercatat sebagai kabupaten pertama yang telah memulai program Food Estate. Perluasan sawah dalam food estate ini juga terkait dengan program transmigrasi, dalam komitmen untuk membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk di Indonesia.

Selain menjadi pembicara, Bupati Bulungan, Drs H BUdiman Arifin MSi juga menjadi bupati pertama yang menandatangani nota kesepakatan atau MoU antara bupati dengan Kementerian Pertanian dalam komitmen menyukseskan program pembukaan sawah baru dalam mendukung surplus 10 juta ton di tahun 2014. Tercatat 19 bupati dan 5 wakil bupati dari 34 kabupaten se-Indonesia yang menandatangani MoU dengan Kementerian Pertanian pada Senin kemarin.

"Bupati Bulungan menjadi teladan atau contoh bagi kabupaten lain se-Indonesia yang melaksanakan program cetak sawah karena telah membuat SK Bupati tentang penetapan calon lokasi atau pencadangan calon lokasi rencana cetak sawah reguler dan skala luas," terang Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Dr Ir Sumarjo Gatot Irianto. SK Bupati tentang pencadangan calon lokasi itu, juga dibagikan sebagai contoh bagi kabupaten lain se-Indonesia yang melaksanakan program cetak sawah. Gatot menjelaskan, penetapan cetak sawah melalui SK Bupati itu sangat penting, untuk menjamin pelaksanaan pembuatan sawah baru.

"Sebab lokasi cetak sawah baru itu harus sesuai dengan RTRW wilayah, lahan harus clean dan clear serta jelas statusnya," tegasnya. Sementara, Wakil Menteri Pertanian, Dr Rusman Heriawan dalam sambutannya menjelaskan, ada 4 program yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam mencapai surplus 10 juta ton di tahun 2014. Yaitu perluasan dan pengelolaan lahan, penyempurnaan manajemen, penurunan konsumsi beras serta penerapan teknologi. Dalam perluasan lahan, ditargetkan 100 ribu hektare sawah baru dicetak setiap tahunnya.

"Dari 4 program ini, aspek perluasan lahan menjadi prioritas untuk mencapai swasembada 2014," ucapnya. Ia menjelaskan, dalam kurun 2005-2010 tercatat 69.100 hektare lahan sawah baru telah dicetak di luar Pulau Jawa, atau sekitar 14 ribu hektare setiap tahunnya. Sementara, alih fungsi lahan sawah di Pulau Jawa juga mencatat angka yang hampir sama.

"Jadi lahan sawah yang hilang atau berubah fungsi di Jawa, dengan gantinya di luar Jawa masih sama, belum ada peningkatan," terangnya. Ia menambahkan, perluasan lahan sawah baru mencapai surplus 10 juta ton merupakan amanat khusus yang disampaikan Presiden RI berulang dalam berbagai kesempatan. Yaitu untuk meyakinkan bahwa ketahanan pangan Indonesia telah mencapai swasembada dan berkelanjutan.